MAKASSAR, DATAKITA.CO – Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar nomor urut 1, Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, baru saja diperiksa Polrestabes Makassar terkait dugaan praktik money politic jelang Pilwali Makassar. Dalam pemeriksaan tersebut, Danny yang berposisi sebagai saksi dicecar 17 pertanyaan oleh tim penyidik. Pasca diperiksa, Danny langsung memberikan klarifikasinya kepada media.
Danny mengaku, pihaknya sangat menghormati hukum dan sangat meyakini bahwa pihak kepolisian serta Bawaslu selalu bekerja secara profesional.
“Pihak kepolisian, Bawaslu, dan pihak terkait akan profesional. Selain itu, masyarakat juga sudah tahu apa yang terjadi di luar peristiwa kasus ini. Saya kira itu jadi senjata bagi seluruh masyarakat Makassar, kita gunakan senjata kita, dan saya yakin masyarakat Makassar akan mengusung orang yang punya gagasan, bukan mengusung kezaliman,” ungkap Danny kepada awak media.
Baca Juga :
Selain itu, bebrapa pihak justru menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh pendukung Danny-Fatma, yang berbondong-bondong datang tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara (Jubir) pasangan ADAMA, Indira Mulyasari, mengatakan ratusan massa yang datang mengawal proses pemeriksaan Danny Pomanto bukan atas permintaan pihaknya.
Hal tersebut merupakan bentuk solidaritas relawan yang tidak ingin meninggalkan Danny sendiri, dan terus memberikan dukungan kepada jagoannya.
“Sebenarnya bukan pengerahan massa. Kalau kita lihat dari 2018, seperti itulah relawannya Pak Danny yang memang militan. Kasus seperti ini juga sudah dirasakan pada 2018 kemarin. Tidak ada permintaan sama sekali dari Danny maupun Fatma untuk mereka turun. Tidak bisa kita bendung juga,” jelas Indira.
“Intinya adalah mereka gemas dengan cara-cara seperti ini. Mereka tidak ingin Pak Danny berjalan sendiri. Tapi bukan berarti kami sengaja kerahkan massa. Tidak seperti itu. Tidak ada instruksi sama sekali, kita mau turunkan sekian banyak orang. Tidak ada sama sekali. Betul-betul kemauan mereka sendiri,” lanjutnya.
Terkait dugaan melakykan tekanan kepada pihak kepolisian dan Bawaslu, Indira dengan tegas membantah hal tersebut. Sebab pihaknya sangat menghargai hukum dan percaya sepenuhnya kepada proses hukum yang dijalankan.
“Tidak ada juga niat menekan polisi. Tidak begitu. Apa dayanya kita tekan-tekan polisi. Kita sangat menghargai proses hukum yang sedang berjalan. Kita dipanggil, kita datang,” jelas indira.
Padahal, lanjut Indira, jauh-jauh hari sebelumnya ADAMA telah menghimbau kepada relawan dan pendukungnya untuk tidak melanggaran aturan protokol kesehatan, sebagaimana yang telah diatur oleh pemerintah.
“Tetapi kali ini mereka turun dengan sukarela, mereka tak ingin Pak Danny jalan sendiri. Meyakinkan juga bahwa masih banyak orang di belakang Pak Danny yang memang militan,” Tutupnya. (*)
Komentar