Logo Datakita.co

Ingin Berlibur Ke Bali? Jangan Lewatkan Beberapa Tradisi Unik Ini!

Aditya
Aditya

Rabu, 20 Desember 2023 19:27

Transnusa. (int)
Transnusa. (int)

MAKASSAR, DATAKITA.CO – Liburan akhir tahun segera tiba, tentu banyak di antara Anda yang sudah berbondong-bondong menyiapkan liburan untuk menghilangkan penat dengan orang tersayang.

Jika melihat aplikasi jasa perjalanan seperti Traveloka, pasti sudah banyak tiket-tiket perjalanan seperti bus, kereta, sampai penerbangan seperti Transnusa yang sudah hampir full booked.

Salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sudah pasti akan dipenuhi wisatawan ketika masa liburan adalah Bali. Tak hanya menyuguhkan keindahan alam yang menakjubkan saja.

Namun, Bali memang masih memegang erat budaya asli mereka.
Maka dari itu, tak heran jika wilayah ini menjadi destinasi favorit banyak orang yang tak hanya ingin bersenang-senang saja, tetapi juga sebagai media edukasi terkait kebudayaannya saja.

Bagi Anda yang tertarik untuk berlibur ke Bali, maka sebaiknya tidak melewatkan beberapa budaya unik yang sangat melekat dengan masyarakat Bali. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Upacara Ngaben

Tradisi ini mungkin sudah tak asing lagi dan sering Anda dengar. Ngaben adalah sebuah upaya prosesi pembakaran jenazah, atau kremasi yang disertai dengan ritual keagamaan. Proses ini sangat panjang, serta durasinya tergantung dari kasta orang yang meninggal.

Semakin tinggi kasta, maka semakin lama juga prosesnya. Bagi umat Hindu, seseorang dengan kasta yang tinggi harus sesegera mungkin melaksanakan upacara ini. Jenazahnya harus dimakamkan lebih dulu sebelum proses Ngaben.

Sampai saat ini, warga Bali masih percaya bahwa reinkarnasi atau kelahiran kembali benar adanya. Sebab itulah, ketika prosesi ini berlangsung, keluarga yang ditinggalkan tersebut terasa tidak benar-benar pergi. Mereka akan terlahir kembali menjadi saudara mereka.

Makam Desa Trunyan

Masih berhubungan dengan Ngaben, sebetulnya tidak semua masyarakat Bali akan mengadakan prosesi tersebut. Salah satunya seperti warga di Desa Trunyan di Kintamani, yang memiliki tradisi menggeletakkan jenazah begitu saja pada sekeliling pohon Taru Menyan.

Budaya unik ini telah berlangsung lama. Akan tetapi, anehnya, orang yang berkunjung tidak akan mencium bau busuk seperti jenazah lainnya. Justru akan mencium bau yang harum, yang asalnya dari pohon Taru Menyan itu. Pohon itu tumbuh di tengah desa dan diperkirakan usianya sudah mencapai ribuan tahun.

Namun, tak pernah sedikitpun mengalami perubahan. Masyarakat sekitar juga sudah percaya bahwa pohon itu akan menyerap bau busuk jenazah yang ada di bawahnya dan menggantinya dengan wangi dari pohon tersebut. Keunikan lainnya dari budaya ini yaitu masyarakatnya yang punya syarat dan ketentuan terkait proses pemakamannya.

Ketentuannya adalah jumlah dari jenazah di dekat pohon yang tidak boleh lebih dari 11 jenazah. Selain itu, jenazah yang boleh diletakkan adalah mereka yang meninggal sudah menikah dan secara wajar.

Kesurupan Massal di Desa Kesiman

Budaya unik selanjutnya adalah budaya yang disebut dengan Ngerebong atau Pengerebongan. Merupakan sebuah ritual kesurupan massal, yang sampai saat ini masih dipegang teguh oleh para masyarakat Bali, khususnya warga Desa Kesiman, Denpasar.

Ngerebong ini adalah bahasa Bali yang artinya berkumpul. Saat tradisi ini diadakan, masyarakat percaya para dewa sedang ikut berkumpul.
Ketika ritual berlangsung, umumnya akan ada banyak orang yang kerasukan atau kesurupan.

Orang-orang tersebut akan menangis, menggeram, menari, sampai berteriak layaknya orang kesurupan. Selain melakukan hal itu, orang yang kesurupan biasanya juga akan bertindak ekstrim, seperti menghujamkan keris pada tubuh mereka, tetapi ini tidak melukai mereka.

Mereka yang kesurupan juga wajib mengamankan masyarakat lain yang tidak kesurupan, supaya tidak terluka.

Pawai Ogoh-ogoh

Pawai Ogoh-ogoh umumnya dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Ogoh-ogoh adalah perwujudan dari enam musuh dalam diri manusia. Di antaranya meliputi Kama yang berarti keinginan dan nafsu, Krodha berarti kemarahan, Moda berarti kebingungan, Lobha berarti tamak, Mada berarti mabuk, dan Matsara yang berarti dengki atau iri hati.

Ketika memasuki Hari Raya Nyepi, warga Bali akan membakar ogoh-ogoh itu supaya keenam sifat buruk tersebut juga menghilang dan manusia akan lebih baik dari sebelumnya. Pawai ini bisa dilihat pada beberapa lokasi di Denpasar.

Beberapa di antaranya yaitu pada Patung Catur Muka Puputan, yang merupakan pusat dari alun-alunnya Kota Denpasar, Kawasan Renon, dan Monumen Ground Zero Kuta.

Pawai ini akan dijadikan tontonan menarik, sebab budaya Pawai Ogah-ogah ini hanya akan ada di Bali, dan tidak akan Anda temukan di tempat lain.

Upacara Omed-omedan

Jika Pawai Ogoh-ogoh ini dilakukan tepat sebelum Hari Raya Nyepi, maka upacara yang disebut dengan Upacara Omed-omedan, ini akan dilakukan setelah Hari Raya Nyepi selesai.

Mudahnya, upacara ini adalah tradisi ciuman yang dilakukan secara massal, oleh para pemuda dan pemudi Bali.
Sebab, biasanya ciuman di depan umum adalah hal yang masih tabu untuk dilakukan orang Indonesia.

Bila berkesempatan, Anda dapat melihat upacara yang unik ini di Desa Saseran, atau lebih tepatnya berada di Banjar Kaja. (*)

 Komentar

 Terbaru

MAKASSAR25 Januari 2025 21:29
Emado’s Hadirkan 2 Outlet di Makassar, Ada Spesial Promo
MAKASSAR, DATAKITA.CO – Emado’s, salah satu restoran dengan makanan khas Timur Tengah yang telah memiliki 90 cabang di Indonesia, kini membuka...
MAKASSAR25 Januari 2025 14:17
Sulsel Expo 2025 Diharapkan Tarik Lebih Banyak Investor
MAKASSAR, DATAKITA.CO – Sulsel Expo Tahun 2025 akan digelar 20 – 24 Agustus mendatang. Soft launching event besar tersebut telah dilakukan...
DAERAH24 Januari 2025 19:01
Uji Coba Makan Bergizi dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Luwu
LUWU, DATAKITA.CO – Pj Gubernur Sulsel Prof Fadjry Djufry didampingi Pj Ketua PKK Sulsel, Andi Indriaty Syaiful, menyampaikan apresiasi terhadap...
POLITIK24 Januari 2025 18:08
Tak Ada Sengketa Pilkada, 14 Bupati-Wabup Terpilih di Sulsel Dijadwalkan Dilantik 6 Februari
MAKASSAR, DATAKITA.CO – Sebanyak 14 pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati (bupati-wabup) terpilih hasil Pilkada 2024 di Sulawesi Selat...