MAKASSAR, DATAKITA.CO – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan, termasuk Kota Makassar.
Kondisi ini diprediksi berlangsung mulai 18 hingga 22 Desember 2024, dengan curah hujan berintensitas lebat hingga sangat lebat selama 24 jam yang disertai angin kencang.
Gelombang tinggi juga diperkirakan terjadi di perairan Sulsel, termasuk Selat Makassar, dengan kategori sedang (1,25–2,5 meter).
Baca Juga :
BBMKG menyebut cuaca ekstrem ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, hingga gangguan pelayaran dan penerbangan.
Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menginstruksikan seluruh perangkat pemerintah untuk bersiaga menghadapi cuaca buruk.
“Makanya saya standby terus. Besok pagi harus hati-hati, mulai jam 7 pagi hujan lebat. Jam 9 mungkin reda, tapi ini sangat ekstrem. Kita harus waspada,” ujar Danny Pomanto, sapaan akrabnya, Selasa (17/12).
Danny menjelaskan, cuaca ekstrem ini terjadi akibat intensitas hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat.
“Fenomena ini akan sering terjadi. Curah hujan yang biasanya turun dalam waktu satu bulan, kini turun hanya dalam beberapa jam,” ungkapnya.
Ia menambahkan, cuaca ekstrem seperti ini bisa terjadi kapan saja selama musim penghujan, yakni mulai akhir Desember hingga Februari 2025 mendatang.
Sementara itu, terkait kondisi pasang air laut, Danny menyebut tidak seburuk sebelumnya.
“Tidak terlalu seperti kemarin, tapi lebat pagi-pagi sekali. Syukurnya, pagi itu pasang surut,” katanya.
Untuk solusi jangka panjang penanganan banjir, Danny menekankan pentingnya perbaikan drainase.
“Kalau solusi jangka panjang sudah dimaksimalkan semua, yang perlu kita lakukan adalah otorisasi drainase. Kita perbaiki drainasenya,” terang Danny.
Ia menyebut upaya perbaikan drainase sudah dilakukan sejak periode pertama menjabat sebagai Wali Kota dengan membentuk satuan tugas (satgas) drainase.
“Kita sudah punya satgas drainase sejak 10 tahun lalu. Jadi bukan hal yang baru kalau ada satgas drainase yang bekerja 24 jam,” bebernya.
Danny menilai satgas drainase bekerja dengan baik, terutama beberapa waktu lalu ketika Kota Makassar dikepung banjir.
“Buktinya, air surut setelah puncak pasang menurun. Besoknya, sudah kering. Ini tanda satgas drainase bekerja dengan baik,” tegasnya.
Namun, Danny menekankan bahwa pembersihan kanal-kanal bukan merupakan otoritas Pemerintah Kota Makassar. Meski demikian, ia sering mendapat kecaman dan kritik melalui media sosial terkait penanganan banjir.
“Contoh Pettarani, saya dikecam. Padahal Pettarani itu otoritasnya Balai Jalan Nasional. Tapi masyarakat tidak mau tahu siapa yang punya otoritas. Mereka tidak salah. Pertanyaannya, apakah pihak balai turun? Tidak ada. Kalau kita sudah maksimal, apa lagi yang kurang sekarang?” ujar Danny.
Oleh karena itu, Danny menekankan pentingnya koordinasi antarinstansi dalam menghadapi cuaca ekstrem.
“Tetap koordinasi dengan perangkat. Dinas Sosial saya telepon, camat juga saya telepon,” tutupnya.
Komentar