MAKASSAR, DATAKITA.CO – Sejumlah wilayah di Kabupaten Wajo, Sidrap, dan Enrekang baru-baru ini dilanda banjir akibat cuaca buruk yang melanda kawasan timur Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo, menyatakan bahwa meskipun banjir telah melanda sejumlah daerah tersebut, situasi masih terkendali dalam hal keselamatan masyarakat.
“Saat ini, air yang merendam daerah tersebut sudah perlahan surut, dan kabar baiknya tidak ada korban jiwa di tiga kabupaten yang terdampak banjir tersebut,” kata Amson, Jumat (9/8/2024).
Baca Juga :
Amson juga mengakui bahwa beberapa daerah di Kabupaten Wajo memang kerap dilanda banjir setiap musim hujan.
“Kami telah berkoordinasi dengan BBWS Pompengan-Jeneberang untuk menangani masalah ini, karena kejadian ini selalu berulang,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa warga di Wajo belum sampai pada tahap mengungsi ke posko pengungsian.
“Mereka masih mengungsi di rumah keluarga, dan ini memang menjadi pola yang biasa terjadi,” jelasnya.
Terkait informasi kebutuhan atau perkembangan di daerah yang terdampak bencana, Amson menjelaskan bahwa semua laporan disampaikan melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB), dan pemantauan terus dilakukan secara berkala.
“Kami sudah melakukan pemantauan langsung di daerah yang terdampak banjir pada Rabu, 7 Agustus lalu,” ungkapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat Sulsel untuk selalu memperhatikan keselamatan diri, terutama dalam kondisi cuaca yang tidak menentu. “Tetap perhatikan keselamatan diri saat beraktivitas,” pesannya.
Berdasarkan informasi, banjir di Kabupaten Wajo terjadi di Kecamatan Pitumpanua, yang merendam 10 desa dan berdampak pada 10.752 jiwa serta merendam 3.173 unit rumah.
Di Kabupaten Sidrap, banjir melanda tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pitu Riase, di mana Desa Tana Toro mengalami longsor dan jalan amblas. Di Desa Bola Bulu, sekitar 275 rumah terendam, berdampak pada 280 kepala keluarga (KK) atau 1.500 jiwa.
Kecamatan Dua Pitue juga terdampak banjir, dengan 53 rumah terendam di Kelurahan Tanrutedong, dihuni oleh sekitar 58 KK atau 142 jiwa. Di Desa Kampale, 34 rumah terendam dengan total 358 KK atau 1.047 jiwa terdampak.
Di Kabupaten Enrekang, banjir sebelumnya terjadi di Kecamatan Enrekang, Kelurahan Lewaja, dan Kecamatan Cendana, Desa Taulan, dengan ketinggian air mencapai 150 cm pada 2 Agustus lalu.
Sementara itu, Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah IV Makassar, Muhammad Sultan Djakaria, mengatakan bahwa prediksi cuaca di tiga kabupaten tersebut masih bervariasi selama tiga hari ke depan. “Di Kabupaten Enrekang, hujan dengan intensitas bervariasi masih akan terjadi,” katanya.
Untuk Sidrap, juga diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas ringan. “Kondisi dan kecepatan angin di Sidrap masih dalam kategori normal,” ujarnya.
Djakaria memaparkan bahwa mayoritas wilayah timur Sulsel telah memasuki musim kemarau pada minggu pertama bulan Agustus 2024.
“Namun, untuk sebagian wilayah Wajo, musim kemarau baru akan dimulai pada Desember 2024. Sementara itu, wilayah Enrekang dan Sidrap timur diperkirakan sudah memasuki musim kemarau sejak Juli dan Agustus,” jelasnya.
Menurutnya, intensitas hujan di tiga wilayah ini masih terbilang wajar untuk peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. “Di Wajo, misalnya, masih dalam kondisi musim hujan, dengan perkiraan kemarau baru akan dimulai pada Desember mendatang,” tambahnya.
Komentar