Logo Datakita.co

Mentan Amran Canangkan Majene Jadi “Kabupaten Bawang”, Pasok Kawasan Timur Indonesia

Fadli
Fadli

Sabtu, 19 Juli 2025 21:03

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, saat kunjungannya ke Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar, Sabtu (19/7/2025). (pertanian.go.id)
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, saat kunjungannya ke Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar, Sabtu (19/7/2025). (pertanian.go.id)

MAJENE, DATAKITA.CO – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mencanangkan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, sebagai calon sentra baru produksi bawang merah nasional.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Banggae, Sabtu (19/7/2025), Mentan Amran menyampaikan rencana visioner pengembangan kawasan hortikultura di Majene, menjadikannya sebagai Kabupaten Bawang di wilayah timur Indonesia.

“Kita akan menjadikan (Majene) ini Kabupaten Bawang. Kita akan mengembangkan seperti Solok (Sumatera Barat), yang pernah kami kembangkan dan sekarang sudah 13 ribu hektare. Tahun depan, insya Allah, minimal 50 hektare, bisa 100 hektare pembibitan di sini (Majene),” ujar Amran di hadapan petani dan jajaran pemerintah daerah.

Mentan menilai bawang merah asal kabupaten Majene memiliki potensi unggul. Selain kualitas dan rasa yang sangat baik, produksi bawang merah menurutnya mirip dengan bawang dari Enrekang, Sulawesi Selatan. Selain itu letak geografis kabupaten Majene yang strategis juga membuatnya ideal untuk memasok kebutuhan kawasan Indonesia Timur dan bahkan Kalimantan.

“Kenapa? Rasanya beda, kualitas bawangnya beda, sangat baik. Mirip Enrekang. Nah ini kita akan kembangkan, sehingga saudara-saudara kita tidak lagi jauh membeli bawang. Bisa saja nanti menyuplai Kalimantan dan sekitarnya,” tambahnya.

Mentan Amran kemudian berkomitmen untuk mendukung pengembangan komoditas ini secara bertahap dan sistematis. Fokus awal akan dimulai dari lahan pembibitan 10–20 hektare, disertai bantuan pompa irigasi dan alat mesin pertanian (alsintan), yang akan diperluas secara progresif dalam 1–4 tahun ke depan.

“Ini kita fokus bawang. Daerah pegununggan kami bantu pompa, irigasi pompa, kemudian alat mesin pertanian. Mulai pembibitan dulu mungkin 10-20 hektare. Tahun depan, kita lakukan cukup besar. Berikutnya, itu saya kira sudah cukup besar. Mungkin 1-2 tahun, sampai di maksimal 3-4 tahun. Ini sudah menjadi kabupaten bawang. Itu mimpi kita,” terang Amran

Data Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan bahwa Indonesia telah swasembada bawang merah konsumsi sejak 2016. Tahun 2024, produksi mencapai 2,08 juta ton (konde basah) atau sekitar 1,35 juta ton rogol kering panen, melebihi kebutuhan nasional sebesar 1,2 juta ton. Artinya, Indonesia memiliki surplus sekitar 150 ribu ton per tahun.

Letak geografis Majene sangat strategis, berada di jalur lintas yang menghubungkan Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, hingga Kalimantan. Posisi ini menjadikannya kandidat ideal untuk menjadi salah satu yang menopang produksi hortikultura komoditas bawang merah di Kawasan Indonesia Timur dan IKN.

Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka yang turut hadir menyambut kunjungan Mentan, menyatakan komitmen penuh pemerintah provinsi untuk menyukseskan transformasi sektor pertanian di Majene.

Ia menyebut bahwa hortikultura, terutama bawang merah, kini menjadi potensi unggulan Majene, menggantikan dominasi kelapa yang sebelumnya menjadi tulang punggung pertanian di wilayah tersebut.

“Dulu semuanya itu kelapa, tapi sekarang sudah bervariasi. Yang secara ekonomis ingin dikembangkan adalah bawang, peternakan kambing, dan sektor kelautan,” ujar Suhardi.

Menurutnya, intervensi sektor pertanian sangat penting bagi Majene, yang saat ini mencatat tingkat kemiskinan tertinggi di Sulawesi Barat, yaitu 13–14 persen, sementara lima kabupaten lainnya sudah menurun ke angka 7 persen.

“Pada prinsipnya kami Pemprov Sulbar siap diperintah Pak Menteri. Apa yang diperintahkan untuk Majene, saya siap laksanakan. Kita perlu membina kelompok tani agar naik kelas, dari yang tadinya hanya kelompok biasa menjadi madya atau utama. Di sini sudah banyak yang kategori terampil, tinggal fasilitas yang belum sepenuhnya tersedia,” tambahnya.

Sementara itu Wakil Bupati Majene, Andi Ritamariani Basharu turut menambahkan bahwa semangat petani Majene untuk mengembangkan komoditas hortikultura sudah mulai terlihat sejak beberapa tahun terakhir. Namun, keterbatasan alat berat dan infrastruktur masih menjadi tantangan utama.

“Dulu kalau kita tanya ke pasar, bawang dari mana? Selalu jawabannya dari daerah lain. Tapi sekarang, alhamdulillah, sudah menunjuk wilayah lokal di Kabupaten Majene,” ujar Wakil Bupati.

Ia menambahkan bahwa tanaman bawang merah sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak 2019, namun sempat terhambat karena pandemi COVID-19.

“Kemarin alhamdulillah panen, dan hasilnya sangat luar biasa. Petani semangat, tapi mereka membutuhkan dukungan alat berat. Mohon perkenan Bapak Menteri untuk memberikan bantuan, agar petani makin semangat,” pintanya ke Mentan.

 Komentar

 Terbaru

MAKASSAR20 November 2025 07:40
Unhas Terbaik Pertama SDGs Action Award 2025, Rektor: Bukti Konsistensi Visi dan Aksi
MAKASSAR, DATAKITA.CO – Universitas Hasanuddin berhasil meraih peringkat pertama pada SDGs Action Award 2025 yang diselenggarakan oleh Kementeri...
MAKASSAR19 November 2025 18:00
Insentif PKB di Sulsel Diperpanjang: Bebas Denda 100 Persen dan Diskon hingga 50 Persen
MAKASSAR, DATAKITA.CO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan kembali memperpanjang masa pemberian insentif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalu...
MAKASSAR19 November 2025 15:36
Aliyah Mustika Ilham Ingatkan ASN Waspada Aktivitas Keuangan Ilegal
MAKASSAR, DATAKITA.CO – Wakil Walikota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, membuka kegiatan Sosialisasi, Literasi, dan Edukasi Keuangan yang diselenggar...
MAKASSAR19 November 2025 14:00
Atasi Aksi Perang Kelompok, Munafri Tekankan Penegakan Hukum dan Pembinaan Remaja
MAKASSAR, DATAKITA.CO — Walikota Makassar, Munafri Arifuddin, bergerak cepat melakukan koordinasi menangani persoalan gangguan keamanan yang terjadi...